Selasa, 22 Januari 2019

WAYANG KURANG POPULER


Wayang-wayang berikut ini kurang popular di kita pemerhati wayang


   . 1. Ditya Wilkataksini

Ditya Wilkataksini adalah punggawa raksasa negara Alengka. Karena kesaktiaannya ia ditugaskan oleh Prabu Dasamuka untuk menjaga keamanan pantai negara Alengka. Sedangkan saudaranya bernama Tataksini yang ahli menyelam, mendapat tugas menjaga keamanan samodra. Karena memiliki pandangan mata yang sangat tajam, Wilkataksini berhasil menangkap bayangan tubuh Anoman yang terbang tinggi di balik gumpalan mega dalam upaya menyelusup masuk negara Alengka. Waktu itu Anoman sedang melaksanakan tugas sebagai duta Prabu Rama menuju negara Alengka untuk mencari kebenaran keberadaan. Dewi Sinta sebagai tawanan Prabu Dasamuka. Dengan kesaktiaannya Wilkataksini menyedot tubuh Anoman masuk ke dalam mulutnya untuk dikunyah. Wilkataksini akhirnyua mati sebelum melaksanakan niatnya. Anoman yang bertiwikrama berhasil menjebol rongga mulutnya sampai hancur. Angin dari segala jurusannya berubah ke satu arah, bagai badai ia masuk ke perut Wilkataksini.Anoman terkejut tak mengira. Tapi sebelum ia sempat berpikir apa-apa, Kera Putih ini sudah kehilangan segala dayanya. Bagai sehelai kapas ia tersedot lewat mulut prajineman Alengka yang sakti itu. Seberkas terang masih sempat dilihatnya ketika ia berada di ambang mulut Wilkataksini, tapi kemudian ia merasakan gelap-gulita di sekitarnya. Kera Putih ini sudah berada dalam perut Wilkataksini. Sejenak Anoman tak sadarkan diri. Batara Surya selalu menaunginya. Maka sedikit cahaya masuk lewat mulut Wilkataksini. Dan Anoman pun melihat samudra.

2.      Wirakampana

Wirakampana atau Wil Kampana adalah seorang Raksasa yang bertugas sebagai kusir kereta Jatisura milik Raden Arya Gunawan Wibisana. Sesampainya di Taman Andana Raden Bratasena berjumpa dengan penunggunya dua orang raksasa Ditya Wirupaksa dan Ditya Wirakampana. Karena kembang tidak diberikannya maka terjadi perkelaian sehingga kedua raksasa dapat dikalahkan dipijak kedua lehernya tidak dapat bergerak lagi. Batara Kuwera melihat keadaan ini, maka dilerai perkelaian tersebut, supaya kedua raksasa abdi penunggu taman dilepas.Dijelaskannya bahwa kembang tersebut memang disediakan untuk Raden Bratasena, namun karena kedua raksasa tersebut tidak mengetahui bahwa Raden Bratasena itu juga Raden Werkodara, maka terjadi perkelaian. Bentuk wayang Batara Kuwera, berhidung dempak, bermata telengan, bertopong, berpraba, bersampir, berkeris di depan, berbaju, bersepatu dan berkain rapekan Dewa, wayang ini termasuk wayang gagahan. Tetapi ada juga yang menafsirkan berhidung lancip seperti Batara Indra, bahkan ada yang menafsirkan Batara Kuwera itu juga Batara Wisrawa. Wirakampana dan raksasa sakti lainnya telah tewas.  Bahkan Patih Prahasta juga telah tewas ditangan Anila. Kesedihan Dasamuka memuncak ketika teringat bahwa Sarpakenaka yang kesaktiannya tiada tara juga telah mati. Kekalahan demi kekalahan yang menimpa Dasamuka ditimpakan Gunawan.

3.      Wirupaksa

Wirapaksa adalah senapati raksasa. Wirupaksa dan Wiluitaksa disebelah utara istana. Sedangkan digunung suwela Rama, Lasmana dan Sugriwa bersama-sama memuja dan meminta kepada Sangyang Guru agar diberi keselamatan dalam berperang. Raksasa Wirupaksa dihadang oleh Lasmana. Melihat para raksasa banyak yang tewas, Indrajit segera maju menyerang. Anggada segera menghadangnya dan terjadilah perang antara Anggada melawan Indrajit. Kereta Indrajit hancur dan ia terjatuh kemudian mengundurkan diri.Indrajit merasa kewirangan, ia segera melakukan semedi. Sementara itu Ramawijaya melepaskan senjata panahnya kearah prajurit raksasa. Terjadilah hujan panah yang membuat banyak korban pihak Alengka. Semua prajurit raksasa yang tewas. Citracapa kalah cepat oleh tindakan senapati Wirupaksa yang menyerangnya dan menggadanya. Citracapa tewas.Melihat ini Citrasekti bergerak maju hendak menyerang Wirupaksa. Tetapi ia kalah cepat dengan senapati Kampana yang menyerangnya dan menggadanya.Citrasudirga tewas. Putra mendiang Citraguna bergerak maju hendak menyerang Bajramusti, tetapi ia kalah cepat oleh tindakan senapati Supwarsa menyerangnya dan menggadanya. Ia tewas. Kegaduhan terjadi di kalangan pasukan Lokapala. Prabu Danaraja atau Prabu Wisrawarna mengamati jalannya pertempuran dengan seksama. Untuk menolong keadaan ia segera bergerak maju ke tengah-tengah musuh untuk membela kematian Patih Banendra oleh Rahwana. Rahwana berhadapan dengan kakaknya. Prabu Rahwana menyaksikan kakaknya muncul memimpin pertempuran secara pribadi segera naik kembali ke kereta perangnya.

4.      Begawan Wisrawa

Wisrawa adalah seorang raja di kerajaan Lokapala yang mengundurkan diri kemudian menjadi seorang begawan, yaitu Begawan Wisrawa. Kemudian tahta kerajaan diserahkan kepada  putranya Prabu Danareja. Sejak “madeg pandita”, sang begawan gemar bertapa mengurai kebijaksanaan dan memperbanyak laku menahan nafsu duniawi. Sebenarnya, Wisrawa belum begitu tua, dia masih termasuk paruh baya. Tetapi dia sudah merasa cukup mengenyam kehidupan duniawi yang sukses.Sebagai raja dia banyak terlibat dalam urusan negara sehari-harinya dan meskipun menjadi penguasa diapun mesti mengikuti aturan kerajaan, sehingga dia merasa tidak bebas. Dia ingin hidup yang lebih bebas, dia ingin menjadi kawula biasa, supaya bisa pergi kemanapun. Dia telah berketetapan hati untuk mendalami kehidupan spiritual, menjadi seorang pendeta. Dihari tuanya, dia ingin membersihkan jalan kehidupannya dan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.Kemudian, dewata memutuskan memberi amanah rahasia Serat Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu kepada Wisrawa untuk diajarkan kepada umat manusia. Mendengar hal itu, menangislah Sang Begawan penuh keharuan.Betara Narada mengatakan : Sifat ilmu ada 3 (tiga): Pertama, harus diamalkan dengan niat tulus jangan pamrih. Kedua, ilmu memiliki sifat menjaga dan menjunjung martabat manusia. Ketiga, jangan melihat baik buruk penampilan semata karena terkadang yang baik nampak buruk dan yang buruk kelihatan sebagai sesuatu yang baik. Oleh karena itu jangan selalu menilai

5.      Batara Yamadipati

Yamadipati adalah nama dewa pencabut nyawa. Dalam pewayangan, Batara Yamadipati adalah putra Batara Ismaya alias Semar dengan Dewi Kanastri atau Dewi Kanastren. Namun dalam kitab Mahabarata, Batara Yamadipati adalah putera Batara Surya. Ia juga disebut Batara Petraraja atau Yamakingkarapati. Petra artinya adalah neraka atau raja neraka dan Kingkara berarti makhluk penjaga neraka. Istrinya bernama Dewi Mumpuni, seorang bidadari cantik pemberian batara Guru. Dewi Mumpuni sebenarnya tidak  mencintai Batara Yamadipati. Ia pun tidak merasa bahagia bersuamikan dewa yang berwajah buruk dan menakutkan. Oleh karena itu, Dewi Mumpuni menjalin cinta dengan Bambang Nagatatmala, putra Sang Hyang Antaboga. Akibat skandal itu, terjadilah keonaran di kahyangan. Akhirnya, Bathara Yamadipati rela melepaskan Dewi Mumpuni untuk diperistri Nagatatmala. Dengan kepergian isterinya, membuat Batara Yamadipati sedih.Karenanya saat berjumpa dengan Dewi Sawitri yang amat mencintai dan setia dengan suaminya, Setiawan, ia sangat kagum dan hormat. Karena kagum dengan kesetian wanita itu, Yamadipati dengan kewenangannya membatalkan tugasnya untuk mencabut nyawa Setiawan, suami Sawitri. Bahkan Batara Yamadipati memeberi berkah pada pasangan Sawitri-setiawan sehingga mereka berumur panjang dan memiliki 40 orang anak. Berbeda dengan dewa yang lain, kahyangan Batara yamadipati tidak tetap. Kahyangan itu dibangung oleh Batara Wismakarma, bisa berpindah-pindah sesuai kehendak pemiliknya. Lalu, ia bertempur.

6.      Begawan Wilwuk

Ada yang menceritakan bahwa Resi Wilawuk berwadag seekor naga besar,  naga yang mempunyai sepasang sayap yang panjang dan kuat. Baiknya kita tanggapi kedua versi itu, dan kita simpulkan, Resi Wilawuk adalah seorang jin raksasa, yang dapat berubah menjadi seekor naga. Resi Wiawuk meminta Arjuna mengikuti resi Wilawuk kepertapaannya, yaitu pertapaan Pringcendani. Arjuna naik kebadan naga, dan naga Wilawuk pun terbang menuju ke pertapaan Pringcendani.Setiba di Pertapan Pringcendani diperkenalkan dengan puteinya,yang cantik dan elok, ia bernama Dewi Jimambang.. Ia cantik bagaikabn bidadari kahyangan.Resi Wilawuk melihat kedua insan saling jatuh cinta, sang resipun menikahkan.Selesai pernikahan, resi Wilawuk memberi sebuah cupu berisi lenga (minyak) Jayengkaton Khasiatnya, barangsiapa memoleskan minyak Jayengkatonp ada kedua maatanya, maka akan melihat alam halus, dimana akan melihat segala jin dan kerajaannya.Resi juga menghadiahi pusaka Jalasutera kencana setelah semua keperluannya selesai, Arjuna pun berpamitan untuk pergi ke hutan Wanamarta. Untuk mempercepat perjalanan ke Wanamarta, Resi Wilawuk juga memberikan Kuda Ciptawilaha dan cambuk Kyai Pamuk. Singkat cerita Arajunapun sudah berangkat ke Wanamarta. Semenara itu saudara saudaranya yang lain sudah berada di hutan Wanamarta. Bima merasa geram derngan kejadian kejadian yang aneh. Bima telah merubuhkan puluhan pohon yang besar besar, namun begitu roboh, maka pohon itu berdiri kembali.

7.      Wisakarma

Wisakarma adalah raja raksasa negara/kerajaan Kotawindu yang terletak di lereng Gunung Warawendya. Ia menikah dengan Dewi Merusupadmi/Dewi Sumeru (Mahabharata) salah seorang keturunan Sanghyang Taya. Dari pernikahan tersebut ia memperoleh seorang anak bernama Dewi Sayempraba. Adik Prabu Wisakarma yang bernama Dewi Wisakti menjadi istri Prabu Dasamuka, raja negara Alengka dan berputra kembar yang diberi nama Trikaya dan Trimuka. Prabu Wisakarma adalah raksasa ahli racun. Ia menjadi sahabat dan orang kepercayaan Prabu Dasamuka. Prabu Wisakarma mempunyai sifat serakah, wataknya kejam, bengis dan mau benarnya sendiri. Dengan kesaktiaannya,Prabu Wisakarma membangun taman lengkap beserta istananya dengan mengambil pola taman dan istana Bathara Indra. Bahkan keindahan dan kemegahan taman istana Kotawindu melebihi keindahan Taman Indraloka. Perbuatan Prabu Wisakarma membangkitkan kemarahan Bathara Indra. Panah angin dilepaskan Dewa Indra dari pintu kahyangan, menghantam dan memporak-porandakan istana Kotawindu. Prabu Wisakarma dan Dewi Merusupadmi/Dewi Sumeru tewas dalam peristiwa tersebut. Bekas istana Kotawindu kemudian berubah menjadi Goawindu dan dihuni oleh Dewi Sayempraba yang selamat dari tragedi panah angin Bathara Indra. Wisakarma berputra Anala kata Kapi Anala sambil terus menghujani dua bersaudara Daksi itu dengan tebaran racun. Hadapilah racunku, jika kalian memang ahli racun. Putadakshi dan Pratamadakshi marah. Mereka menghunus pedang yang sudah direndam dalam ramuan racun. tetapi, Anala mahir. (BPurnomo.co.id).

Tidak ada komentar: