DAFTAR OPT SERING MUNCUL PADA TANAMAN PADI
HAMA PADI
|
PENYAKIT PADI
|
1.
Wereng coklat (Nilaparvata
lugens), Wereng hijau (Nephotettix virescens)
|
1.
Penyakit blas (Pyricularia
grisea)
|
2.
Walang sangit (Leptocorisa
acuta)
|
2.
Penyakit bercak daun coklat (Helminthosporium
oryzae atau Desclera oryzae)
|
3.
Ulat grayak / Ulat tentara
|
3.
Penyakit bercak coklat sempit
(narrow brown leaf spot, Cercospora oryzae
|
4.
Penggerek batang
|
4.
Hawar daun bakteri Xanthomonas campestris pv.oryzae
|
5.
Tikus (Rattus argentiventer, R exulans)
|
5.
Tungro (virus terbawa wereng
hijau)
|
6.
Keong mas (Pomace
canaliculata)
|
6.
Leaf streak Xanthomonas campestris
pv. Oryzicola
|
7.
Hama putih (Nymphula
depunctalis)
|
7.
Hawar pelepah Rhizoctonia solani
|
TANAMAN PADI YANG RUSAK INI
APAKAH DISEBABKAN OLEH OPT ?
APAKAH DISEBABKAN OLEH OPT ?
JAWABNYA : IYA
TETAPI APAKAH OPT SEBAGAI BIANG KELADI TERGANGGUNYA
TANAMAN ?
JAWABNYA : TIDAK
KARENA OPT MENYERANG TANAMAN PADI SAMPAI KE TINGKAT
MERUGIKAN TERDAPAT PEMICU YANG LAIN
Oleh karena itu yang harus kita kendalikan adalah faktor
PEMICUNYA
ADA LIMA BIANG KELADI
PERKEMBANGAN HAMA-PENYAKIT PADI
PERKEMBANGAN HAMA-PENYAKIT PADI
1.
Perbaikan
sistem irigasi
2.
Perluasan
areal pertanaman
3.
Pengembangan
varietas baru
4.
Peningkatan
penggunaan pupuk
5.
Penggunaan
pestisida
1.
Perbaikan sistem irigasi
a. Memungkinkan
periode tanam yang lebih panjang yang berakibat meningkatnya ketersediaan
inang,
b. Meningkatnya
hama-penyakit aquatik karena kestabilan pasokan air, contoh kasus : keong mas Pamacea
caniculata
2. Perluasan areal
pertanaman
a. Meningkatkan
ketersediaan inang bagi hama dan patogen
b. Peningkatan
jangkauan penyebaran hama dan patogen yang terisolasi
c. Meningkatkan
keragaman jenis hama dan patogen karena musnahnya habitat alami
3. Pengembangan varietas
baru
a. Varietas
unggul tipe baru (VUTB)
b. Varietas
unggul hibrida (VUH)
c. Varietas
unggul hibrida baru (VUHB)
d.
Varietas
unggul baru spesifik lokasi (VUBSL)
4. Peningkatan
penggunaan pupuk kimia
Ketidakseimbangan
penggunaan pupuk menyebabkan peningkatan hama-penyakit tertentu
5. Dampak peningkatan
penggunaan pestisida
a. Resistensi
:
HPT menjadi tahan terhadap pestisida, sebagai akibat penggunaan secara terus
menerus
b. Resurgensi :
HPT cepat regenerasi dan banyak, sebagai akibat terbunuhnya musuh alami
c.
Munculnya hama-penyakit sekunder (“baru”) èefek kompetisi
JAGUNG DAN KEDELAI
DAFTAR OPT SERING MUNCUL PADA JAGUNG
HAMA JAGUNG
|
PENYAKIT
JAGUNG
|
1.
Lalat bibit
|
1.
Bulai
|
2.
Penggerek tongkol
|
2.
Karat daun
|
3.
Penggerek batang
|
3.
Hawar daun
|
4.
Kumbang bubuk (gudang)
|
4.
Busuk batang
|
5.
Tikus (semua fase)
|
5.
Busuk pelepah
|
DAFTAR OPT
SERING MUNCUL PADA KEDELAI
HAMA
KEDELAI
|
PENYAKIT
KEDELAI
|
1. Hama perusak bibit/perusak batang
|
1.Karat
|
2. Hama fase generatif/perusak daun
|
2.Antraknosa
|
3. Hama fase generatif/perusak polong
|
3.Bercak dan Hawar daun
|
4.
Hama pasca panen/gudang
|
4.Layu
|
5.Mosaik & Penyakit virus lain
|
Hambatan
dari faktor abiotik pada Jagung dan Kedelai Bengkulu
Kahat
unsur hara (P, K)
1.
Curah hujan tinggi hampir sepanjang tahun
2.
Banyak lahan lama basah
3.
Keasaman tanah tinggi (pH rendah)
4.
Di dalam tanah kandungan P & K total bisa tinggi
tetapi hanya sedikit yang tersedia bagi tanaman
5.
Unsur yang mobilitasnya rendah terikat (P dan K) sehingga
tak tersedia bagi tanaman Jagung maupun Kedelai
6.
Kehidupan tanaman Jagung
maupun Kedelai kurang optimal (mudah sakit dan terserang hama)
1.PENGENDALIAN
faktor abiotik pada Jagung dan Kedelai
1.
Pemupukan P dan K
2.
Penambahan serbuk kapur
untuk mengurangi keasaman tanah
3.
Pemanfaatan mikoriza, karena dapat menyerap P dan K yang
terikat
2.Pengendalian
pada Penyiapan lahan tanam
1.
Pengaturan air (irigasi dan drainase) diperlukan menjamin
pertumbuhan tanaman Jagung dan Kedelai supaya optima
2.
Pembakaran jerami sebelum tanam Jagung/Kedelai dapat
memacu serangan lalat bibit dan pertumbuhan gulma
3.Penentuan
Jarak Tanam
1.
Jarak
tanam yang tidak teratur memberikan dampak yang kurang baik terhadap
pertumbuhan dan hasil Jagung/Kedelai
2. Jarak tanam yang
teratur dapat menyebabkan tanaman tumbuh baik dan mempermudah dalam pemantauan
dan pengendalian hama/penyakit
3. Jarak tanam yang
terlalu rapat dapat mempersulit dalam memantau perkembangan hama/penyakit
berikut cara pegendaliannya
4.
Jarak
tanam lebar tidak dianjurkan pada tanaman kedelai yang ditanam saat pertengahan
musim kemarau
4.Penentuan
cara tanam
Tumpangsari
jagung dengan kedelai tidak dianjurkan karena dapat menarik kedatangan hama
perusak buah dan Ralstonia (Pseudomonas) laten
5.Pemantauan
Populasi Hama dan Penyakit
Pemantauan
populasi hama dan tingkat keparahan penyakit perlu dilakukan secara periodik
sepanjang umur tanaman
6.Diskusi
Hasil Pemantauan
Hasil
pengamatan dan pengambilan keputusan tentang tindakan pengendalian
hama/penyakit harus melalui diskusi
antar petani penanam
7.Tindakan
Terakhir
Tindakan
pengendalian dengan pestisida harus tepat :
1.
Tepat
jenis pestisidanya (insektisida, fungisida, acarisida)
2.
Tepat
sasarannya(serangga, jamur, tungau)
3.
Tepat
dosis/konsentrasi bahan aktif pestisidanya,
4.
Tepat
cara aplikasinya (semprot, tabur, perlakuan benih)
5.
Tepat
waktu aplikasinya (pagi, sore, sebelum kerusakan parah, dari hasil pemantauan)
SOLUSI
Pelaksanaan Pengendalian
1. Pelaksanaan
pengendalian OPT tanaman semestinya lebih memprioritaskan aspek pencegahan dari
pada memberantasnya.
2. Di
dalam sistem budidaya tanaman semestinya mengarah kepada penciptaan lingkungan
yang tidak nyaman bagi OPT dan melakukan monitoring populasi OPT dan kerusakan
tanaman, sehingga ke masa depan tidak lagi mengandalkan pembunuhan OPT.
3. Pencegahan serangan
OPT dilakukan dengan mewasdai 5 biang
keladi perkembangan OPT dan harus melibatkan semua komponen pengendalian
(kebijakan, teknik budidaya, hayati, fisik, mekanis, dan kimia)
Wassalam, 9 Mei 2014
Bambang Purnomo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar