Kamis, 08 Mei 2014

OPT UTAMA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI, SERTA CARA PENGENDALIANNYA



 DAFTAR OPT SERING MUNCUL PADA TANAMAN PADI
HAMA PADI
PENYAKIT PADI
1.    Wereng coklat (Nilaparvata lugens), Wereng hijau (Nephotettix virescens)
1.    Penyakit blas (Pyricularia grisea)
2.    Walang sangit (Leptocorisa acuta)
2.    Penyakit bercak daun coklat (Helminthosporium oryzae atau Desclera oryzae)
3.    Ulat grayak /  Ulat tentara
3.    Penyakit bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot, Cercospora oryzae
4.    Penggerek batang
4.    Hawar daun bakteri Xanthomonas campestris pv.oryzae
5.    Tikus  (Rattus argentiventer, R exulans)
5.    Tungro  (virus terbawa wereng hijau)
6.    Keong mas (Pomace canaliculata)
6.    Leaf streak Xanthomonas campestris  pv. Oryzicola
7.    Hama putih (Nymphula depunctalis)
7.    Hawar pelepah Rhizoctonia solani
TANAMAN PADI YANG RUSAK INI
APAKAH DISEBABKAN OLEH OPT ?
JAWABNYA : IYA
TETAPI APAKAH OPT SEBAGAI BIANG KELADI TERGANGGUNYA TANAMAN ?
JAWABNYA : TIDAK
KARENA OPT MENYERANG TANAMAN PADI SAMPAI KE TINGKAT MERUGIKAN TERDAPAT PEMICU YANG LAIN
Oleh karena itu yang harus kita kendalikan adalah faktor PEMICUNYA

ADA LIMA BIANG KELADI
PERKEMBANGAN HAMA-PENYAKIT PADI
1.  Perbaikan sistem irigasi
2.  Perluasan areal pertanaman
3.  Pengembangan varietas baru
4.  Peningkatan penggunaan pupuk
5.  Penggunaan pestisida
1.  Perbaikan sistem irigasi

a.  Memungkinkan periode tanam yang lebih panjang yang berakibat meningkatnya ketersediaan inang,

b.  Meningkatnya hama-penyakit aquatik karena kestabilan pasokan air, contoh kasus : keong mas Pamacea caniculata

2.  Perluasan areal pertanaman

a.  Meningkatkan ketersediaan inang bagi hama dan patogen

b.  Peningkatan jangkauan penyebaran hama dan patogen yang terisolasi

c.   Meningkatkan keragaman jenis hama dan patogen karena musnahnya habitat alami

3.  Pengembangan varietas baru

a.  Varietas unggul tipe baru (VUTB)

b.  Varietas unggul hibrida (VUH)

c.   Varietas unggul hibrida baru (VUHB)

d.  Varietas unggul baru spesifik lokasi (VUBSL)

4.  Peningkatan penggunaan pupuk kimia

            Ketidakseimbangan penggunaan pupuk menyebabkan peningkatan hama-penyakit tertentu

5.  Dampak peningkatan penggunaan pestisida

a.  Resistensi : HPT menjadi tahan terhadap pestisida, sebagai akibat penggunaan secara terus menerus

b.  Resurgensi : HPT cepat regenerasi dan banyak, sebagai akibat terbunuhnya musuh alami

c.   Munculnya hama-penyakit sekunder  (“baru”) èefek kompetisi

JAGUNG DAN KEDELAI
DAFTAR OPT SERING MUNCUL PADA JAGUNG
HAMA JAGUNG
PENYAKIT JAGUNG
1.    Lalat bibit
1.    Bulai
2.    Penggerek tongkol
2.    Karat daun
3.    Penggerek batang
3.    Hawar daun
4.    Kumbang bubuk (gudang)
4.    Busuk batang
5.    Tikus (semua fase)
5.    Busuk pelepah
DAFTAR OPT SERING MUNCUL PADA KEDELAI
HAMA KEDELAI
PENYAKIT KEDELAI
1.    Hama perusak bibit/perusak batang
1.Karat
2.    Hama fase generatif/perusak daun
2.Antraknosa
3.    Hama fase generatif/perusak polong
3.Bercak dan Hawar daun
4.    Hama pasca panen/gudang
4.Layu

5.Mosaik & Penyakit virus lain
Hambatan dari faktor abiotik pada Jagung dan Kedelai Bengkulu
Kahat unsur hara (P, K)
1.  Curah hujan tinggi hampir sepanjang tahun
2.  Banyak lahan lama basah
3.  Keasaman tanah tinggi (pH rendah)
4.  Di dalam tanah kandungan P & K total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang tersedia bagi tanaman
5.  Unsur yang mobilitasnya rendah terikat (P dan K) sehingga tak tersedia bagi tanaman Jagung maupun Kedelai
6.  Kehidupan tanaman Jagung  maupun Kedelai kurang optimal (mudah sakit dan terserang hama)
1.PENGENDALIAN faktor abiotik pada Jagung dan Kedelai
1.  Pemupukan P dan K
2.  Penambahan serbuk kapur  untuk mengurangi keasaman tanah
3.  Pemanfaatan mikoriza, karena dapat menyerap P dan K yang terikat
2.Pengendalian pada Penyiapan lahan tanam
1.  Pengaturan air (irigasi dan drainase) diperlukan menjamin pertumbuhan tanaman Jagung dan Kedelai supaya optima
2.  Pembakaran jerami sebelum tanam Jagung/Kedelai dapat memacu serangan lalat bibit dan pertumbuhan gulma

3.Penentuan Jarak Tanam
1.  Jarak tanam yang tidak teratur memberikan dampak yang kurang baik terhadap pertumbuhan dan hasil Jagung/Kedelai
2.  Jarak tanam yang teratur dapat menyebabkan tanaman tumbuh baik dan mempermudah dalam pemantauan dan pengendalian hama/penyakit
3.  Jarak tanam yang terlalu rapat dapat mempersulit dalam memantau perkembangan hama/penyakit berikut cara pegendaliannya
4.  Jarak tanam lebar tidak dianjurkan pada tanaman kedelai yang ditanam saat pertengahan musim kemarau




4.Penentuan cara tanam
Tumpangsari jagung dengan kedelai tidak dianjurkan karena dapat menarik kedatangan hama perusak buah dan Ralstonia (Pseudomonas) laten

5.Pemantauan Populasi Hama dan Penyakit
Pemantauan populasi hama dan tingkat keparahan penyakit perlu dilakukan secara periodik sepanjang umur tanaman
6.Diskusi Hasil Pemantauan
Hasil pengamatan dan pengambilan keputusan tentang tindakan pengendalian hama/penyakit harus melalui diskusi antar petani penanam

7.Tindakan Terakhir
Tindakan pengendalian dengan pestisida harus tepat :
1.  Tepat jenis pestisidanya (insektisida, fungisida, acarisida)
2.  Tepat sasarannya(serangga, jamur, tungau)
3.  Tepat dosis/konsentrasi bahan aktif pestisidanya,
4.  Tepat cara aplikasinya (semprot, tabur, perlakuan benih)
5.  Tepat waktu aplikasinya (pagi, sore, sebelum kerusakan parah, dari hasil pemantauan)

SOLUSI Pelaksanaan Pengendalian
1. Pelaksanaan pengendalian OPT tanaman semestinya lebih memprioritaskan aspek pencegahan dari pada memberantasnya.
2. Di dalam sistem budidaya tanaman semestinya mengarah kepada penciptaan lingkungan yang tidak nyaman bagi OPT dan melakukan monitoring populasi OPT dan kerusakan tanaman, sehingga ke masa depan tidak lagi mengandalkan pembunuhan OPT. 
3. Pencegahan serangan OPT dilakukan dengan mewasdai 5  biang keladi perkembangan OPT dan harus melibatkan semua komponen pengendalian (kebijakan, teknik budidaya, hayati, fisik, mekanis, dan kimia)
Wassalam, 9 Mei 2014
Bambang Purnomo.

Tidak ada komentar: