Kamis, 27 Oktober 2011

MISTERI BILANGAN SEMBILAN BELAS DI DALAM AL QUR’AN

Setiap orang pasti mempunyai garis telapak tangan sebagaimana yang ada pada gambar. Perhatikan tapak tangan anda, dengan ibu jari di sebelah atas, maka akan terlihat garis berbentuk I/\ & /\I (dalam angka arab, yang berarti: 18 & 81). Apa bila dijumlah 18 + 81 = 99. Kita tahu bahwa 99 adalah Asma ul Husna (Nama-nama Allah). Jika tapak tangan kiri di atas tapak tangan kanan dibawah kemudian dikurangkan, maka menjadi: 81 - 18 = 63. Ini adalah umur Rasulullah Saw, dan juga umur manusia pada umumnya saat ini. Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99 ( 19 x 99 = 1881 ).
Saya menyitir dari Al Qur’an pada surat Al Muddatstsir (orang yang berselimut) ayat: 30-31, yang artnya kurang lebih sebagai berikut: “Diatasnya (neraka) ada sembilanbelas penjaga resmi (ayat 30), dan tidaklah Kami tugaskan mereka itu  melainkan untuk menjadi cobaan (ujian,peringatan) bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir menyatakan: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”. Begitulah Allah memberikan sesat orang-orang yang dikehendakiNya dan memberikan pemimpin kepada orang-orang yang dikehendakinya. dst (ayat 31)
Sebelum saya mencermati makna bilangan 19 yang tersebut di dalam Al Qur’an surat Al Muddatstsir ayat 30 tersebut, saya berpikir dan ngudarasa sendiri bahwa angka 19 terdiri dari 1 dan 9 yang kalau dijumlah jadi 10 dan kalau dijumlah lagi jadi SATU. Jadi saya menafsirkan bahwa Tuhan itu SATU, yang menyesatkan dan yang memberi pemimpin kepada orang-orang yang dikehendaki juga yang SATU itu. Eh ternyata setelah saya baca-baca tulisan-tulisan di internet ternyata banyak sekali misteri angka 19 ini. Bilangan 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran, yang merupakan salah satu kemukjizatan al-Quran. Berikut ini saya sampaikan misteri-misteri angka 19 di Al Qur’an.
Keajaiban angka 19 di dalam kitab AlQur'an ini pertama kali ditemukan seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa. Hasil penemuannya ini didemonstrasikan ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London pada tahun 1976 . Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :
1.             “Bismillaahirrahmaanirraahiim” (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) sebagai pembuka setiap surat dalam Al Qur'an ternyata terdiri dari 19 huruf arab (atau 19 X 1 ).
2.             Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.
Kata
Jumlah
Kelipatan
Ismi
19
19 x 1
Allah
2.698
19 x 142
Arrahman
57
19 x 3
Arrahim
114
19 x 6

Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).
3.             Jumlah keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6).
4.             Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.
5.             Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.
             ======== surat ke            : 9, 10, 11, 12, ………………., 25, 26, 27
=== urutan surat ke           :  1, 2,   3,   4, ……………….,  17, 18, 19.
6.             Surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’. Jika nomor surat (27) dan nomor ayatnya (30) dijumlahkan, yaitu 27 + 30 = 57. Hasilnya merupakan kelipatan angka 19 (atau 19 X 3).
7.             Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18 ).
8.             Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )
9.             Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2 ).
10.         Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).
11.         Wahyu terakhir (Surat ke-110) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19X1).
12.         Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112, Al Ikhlas)
13.         Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.
             ======== surat ke            : 114, 113,       112, 111, ………………., 98, 97, 96
===== urutan surat ke       : 1,       2,         3,         4, ………………., 17, 18, 19.
Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari belakang”.
14.         Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105 ).
15.         Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 (Al Kahfi) ayat : 19
16.         Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :
= surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat
= surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )
== surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat
== surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat
== surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat
== surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat
== surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).
17.         Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta-‘aat”. 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.
14 macam kombinasi huruf adalah :
1.      Alif, lam, mim
2.      Kha, mim
3.      Alif, lam, ro’
4.      Alif, lam, mim, ro’
5.      Tho’, sin
6.      Tho’, sin, mim
7.      Ya’, sin
8.      Nun
9.      Kaf, kha’, ya’, ain, shod
10.  Alif, lam, mim, shod
11.  Shod
12.  Qof
13.  Ain, sin, qof
14.  Tho’, ha’
Ke - 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14), banyaknya kombinasi (14), dan jumlah surat (29), maka hasilnya: 14 + 14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).
18.         Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19. Surat ke Jumlah kata‘Nun’ kelipatan 19 68 133 19 X 7
19.         Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.
Surat ke Jumlah kata ‘Qof’ kelipatan 19
S42           57        19 X 3
S50           57        19 X 3
Jumlah      114      19 X 6
20.         Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.
Surat ke ‘Ain’       ‘Sin’     ‘Qof’   Total    Kelipatan 19
S42           98        54        57        209      19 X 11
21.         Surat ke-36 (Yasin) diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.
Surat ke ‘Ya’        ‘Sin’     Total    Kelipatan 19
36           237      48        285      19 X 15
22.         Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.
Surat ke    Alif’     Lam     Mim     Ro        Total    Klipatan 19
13                         605      480      260      137      1482    19 X 78
23.         Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 merupakan kelipatan 19.
Surat ke    Alif’     Lam     Mim     Shod    total     kelipatan 19
7               2529    1530    1164    97        5320    19 X 280
24.         Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 merupakan kelipatan 19.
Surat ke    Kaf      Kha      Ya        Ain      Shod    total     kelipatan 19
19             137      175      343      117      26        798      19 X 42
25.         Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.
26.         Surat ke Jumlah kata Shod kelipatan 19
S7 97 + S19 26 + S38 29  = 152 = 19 X 8
Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.
26. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke Kha Mim Jumlah kelipatan 19
40 64 380 + 41 48 276 + 42 53 300 + 43 44 324 + 44 16 150 + 45 31 200 + 46 36 225
Jumlah  292 + 1855          = 2147                         = 19 X 113
27.         Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke Alif Lam Ro total kelipatan 19
S10           1319 + 913 + 257 = 2489 è 19 X 131
S11           1370 + 794 + 325 = 2489 è 19 X 131
S12           1306 + 812 + 257 = 2375 è 19 X 125
S14            585   + 452 + 160 = 1197 è 19 X 63
S15            493   + 323 + 96   =  912 è 19 X 48
28.         Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat ke Alif Lam Min total kelipatan 19
S2            4502    3202    2195    9899    19 X 521
S3            2521    1892    1249    5662    19 X 298
S29           774      554      344      1672    19 X 88
S30           544      393      317      1254    19 X 66
S31           347      297      173      817      19 X 43
S32           257      155      158      570      19 X 30
Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.
Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.
Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.
Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin
Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Perhatikanlah hubungan berikut ini :
Surat ke Awal-an tho ha sin mim Jumlah (kelipatan 19)
S19           kaf,ha,ya,'ain,shod      x          175      x         x
S20           tho, ha                                     28        251      x          x
S26           tho, sin, mim                33        x          94        484
S27           tho, sin                         27        x          94        x
S28           tho, sin , mim               19        x          102      460
Jumlah                                          107      426      290      944      è 1767 (19X93)
Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :
* Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).
* Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni 'Maha Awal dan Maha Akhir' (Surat ke-57 ayat : 3).
* Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang 'Maha Esa' (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu 'Maha Besar'.
* Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
* Kerangka manusia yaitu : - tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas.
* Jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:
jari kelingking ==> ada empat ruas           = 4
jari manis ==> ada empat ruas                  = 4
jari tengah ==> ada empat ruas                 = 4
jari telunjuk ==> ada empat ruas               = 4
jari jempol (ibu jari) ==> ada tiga ruas      = 3
----------------------------------------------------------- +
( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas 
PENUTUP
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.” (15 ayat 9)
“Yang tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (41 ayat 42)
“Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang benar dengan yang salah.” (86 ayat 13 )
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran). Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.” (18 ayat 27)

Minggu, 02 Oktober 2011

MASUKNYA ISLAM KE JAWA

Pada jaman dahulu kala, nama negara Majapahit menurut ceritera lain adalah “Majalengka”. Nama Majapahit cuma untuk sindiran (pasemon), tetapi bagi mereka yang belum tahu ya Majapahit itulah nama aslinya. Di negara Majalengka waktu itu Prabu Brawijaya yang beragama Budha. Pada waktu itu (tahun 1400-an) raja beristri gadis dari negara Cempa (Cina, jw. putri Cempa) yang beragama Islam. Selama menjadi isteri raja, putri Cempa selalu berceritera dan memberi contoh perikehidupan memuliakan Islam, sehingga sang raja tertarik ajarannya.
Belum lama putri Cempa bersuami Brawijaya, menyusulah keponakannya bernama Sayid Kramat ke Majalengka dan minta ijin kepada raja untuk menyiarkan agama Islam. Sang rajapun mengijinkannya dan bertempat tinggal di Ngampeldenta. Di Ngampeldenta inilah banyak para pejabat dalam maupun luar (sabrang) belajar agama islam yang kemudian diikuti oleh masyarakat Jawa.
Sayid Kramat kemudian menjadi guru (Ustat) dari orang-orang yang baru masuk agama Islam yang kemudian tinggal di Benang wilayah Tuban Jawa Timur. Banyak orang Jawa tertarik ajaran Sayid Kramat. Orang Jawa pantai utara dari Jawa Timur sampai Jawa Barat meninggalkan agama Buddha, yang kemudian menjadi Islam. Dari Blambangan (Banyuwangi) sampai Banten tertarik ajaran Sayid Kramat. Padahal, agama Buddha di Jawa sudah ribuan tahun dianutnya.  Masyarakat Jawa tunduk terhadap Budi Hawa. Budi adalah Dzate Hyang Widdhi (Tuhan), Hawa adalah kehendak hati hati, sehingga manusa dianggap tidak bisa apa-apa. Manusia hanya menjalankan (sadarma nglakoni), sedangkan budi yang mengendalikan (ngobahake).
Sang Prabu Brawijaya punya anak laki-laki keturunan dari Putri Bangsa Cina (Cempa) yang lahir di Palembang, yang diberi nama Raden Patah. Setelah dewasa, R. Patah ke Majalêngka. Sang Raja menjadi bingung untuk memberi nama anaknya karena beliau sebagai ayahnya beragama Buddha. Kalau mengikuti tradisi Jawa-Budha anak raja yang lahir di dusun mestinya namanya Bambang. Jika mengikuti tradisi ibunya (Putri Cempa) namanya Kaotiang, tetapi kalau menurut Islam namanya Sayid atau Sarib. Sang Raja kemudian memanggi tokok-tokok kerajaan untuk dimintai pertimbangan dalam memberi nama anaknya. Dari hasil musyawarah, Sang Perdana Meteri (Patih) menyampaikan pendapat tokok bahwa anak sang raja seharusnya diberi nama Bambang, tetapi karena ibunya berasal dari Cina, sebaiknya  disêbut Babah yang arinya ibunya berasal dari negara lain. Akhirnya para tokok dan sang Raja pun mufakat. Sang Raja kemudian mengumumkan bahwa anaknya yang lahir di Palembang itu diberi nama Babah Patah. Oleh karena itu sampai sekarang blastêran Cina lan Jawa disebut Babah.
Dalam hati Babah Patah takut kalau tidak mengikuti kehendak ayahanda, sehingga cuma pura-pura senang saja karena sebenarnya dia tidak suka dengan nama tambahan Babah.
Di tahun 1500 M, Babah Patah menjadi Bupati ing Dêmak, yang merupakan koordinator seluruh bupati pantai utara (Banyuwangi sampai Banten). Babah Patah diperisterikan dengan cucunya kiyai Agêng Ngampel yang kemudian dipindah ke desa Bintara yang sekaligus menjadi pusat kerajaan Demak Bintoro. Berhubung Babah Patah sejak di Palembang agamanya sudah Islam dan ke Dêmak disuruh Ibunya melestarikan agama Islam di Demak khususnya dan di Jawa pada umumnya. Pada akhirnya beberapa tokok kerajaan (murid Sayid Kramat) minta minta pangkat ke Babah Patah untuk disebut sebagai Sunan.