Prabu Belgeduwel dalam pewayangan adalah Petruk yang sedang jadi raja. Pola berfikir kami, salah satu orang jawa yang di rantau, di Indonesia ini sedang masa Belgeduwel beh.
Prabu Belgeduwel beh merupakan penggambaran kumpulan rakyat kecil yang sedang berkuasa. Ia banyak mengundang penguasa-penguasa terdahulu untuk pesta tetapi sebenarnya hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempermalukan mereka dan Belgeduwel beh mendapatkan mandat dan kedaulatan penguasa Sekarang ini tampaknya Belgeduwel beh tumbuh di mana-mana. Menghujat pemimpin, menyalahkan pola tindak yang tidak 'berbudaya' dan lain-lain dan lain-lain. Maklum rakyat kecil kan nggak pernah berkuasa. Mumpung berkuasa, maka pemimpin tertinggi sampai terendahpun akan dihujatnya. Dari Gathutkaca sebagai pemimpin rendah sampai Yudistira, Kresna, dan Baladewa sebagai pemimpin tertinggi di wilayah masing-masing dihujat pula oleh si Belgeduwel beh. Namun demikian, Belgeduwel beh ini tidak lama berkuasa jika ketemu Semar. Begitu Semar mengetahui bahwa prabu Belgeduwel beh adalah Petruk, maka pola penguasaan menjadi terbalik oleh utusan Semar yaitu saudara-daudara Petruk sendiri. Apakah reformasi Indonesia yang sekarang ini kayaknya bukan penyusunan ulang tetapi kebablasan memberantakkan itu akan benar-benar menjadi penyusunan ulang yang benar?. Kami menunggu masyarakat kecil lain yang bukan petrukisme, tetapi kelompok Gareng yang kaki dan tangannya cacat dibantu Bagong yang mempunyai mata besar.